Mak.. Janice ditabrak!!!

“Janice!!!!”
Teriakan istri saya @mei_kdr ( https://mobile.twitter.com/mei_kdr ) saat lagi istirahat bersama anakku, Yehezkiel siang hari antara jam 2an..
Terperanjat dan seketika itu saya lari keluar rumah menuju asal suara tersebut dan dengan mata kepala sendiri anakku, Janice sudah dalam gendongan “Mak” (jawa=sebutan orang tua perempuan) mertua dengan luka lecet disekujur tubuh beserta pasangan suami istri yang tidak begitu saya kenal dengan sepeda motor Suzuki Smash biru nopol AG-4481-  (saya lupa belakangnya) dengan mimik muka ketakutan saat kuhampiri mereka, memang ada terbesit ingin melukai pasangan suami istri dan ingin merusak kendaraannya sekalian tapi naluriku malah menarik anakku dalam gendongan Mak terus berlari menuju rumah untuk mengambil sepeda motor Honda Supra Fit biru nopol L-3915-MU tanpa menghiraukan suara jeritan kesakitan anakku, kustarter pedal motorku langsung kularikan kerumah salah satu perawat Puskesmas Desa Joho dengan waktu cuma 3 menit dari rumah (kebetulan saya bawa gadget). Namanya Bu Elly, tapi ternyata tidak ada dirumah..
Tidak kupedulikan lagi tangisan kesakitan anakku langsung saja kupacu kuda besiku menuju rumah Bu Wiwik yang kebetulan salah satu perawat di pelayanan desa..
“Maaf mas, saya gak bisa memberi pertolongan karena saya bidan..” ucap Bu Wiwik.
Memang terlihat “bodoh” saat kudengar kalimat tersebut tanpa melihat plang papan nama didepan rumahnya..
“Coba bawa langsung ke khodijah” (RS.Siti Khodijah, Gurah-Kediri).
“Terima kasih bu.. maaf merepotkan dan minta tolong jangan marah kalau bel rumah jenengan copot saking keburu nafsu biar secepatnya ditangani..”
Tanpa menunggu lama, istriku datang bersama adik iparku, Yunus (  https://m.facebook.com/yunus.p.kristianto ) menuju RS.Siti Khodijah biar secepatnya ditangani pertolongan pertama pada kecelakaan. Setibanya didepan IRD belum sempat kuparkir motorku yang selayaknya harus ditempat parkir, istriku langsung berlari kedalam menemui perawatnya dan setelah motor kuparkir ditempatnya larilah saya kedalam yang tanpa kusadari saya tidak pakai baju layak tanpa alas kaki bercelana pendek langsung kutemui anak dan istriku diruangan IRD beserta para perawat yang membersihkan luka-luka disekujur tubuh anak pertama kami, walau tanpa membaca tapi saya tahu mereka membersihkannya dengan alkohol dan seketika itu anakku berteriak kesakitan sambil memanggil, Ayah.. Nice gak nakal..
Kata-kata itu yang terngiang sampai sekarang, tanpa kusadari air mataku leleh.. Jika bisa diganti, ijinkan rasa sakit itu hibah dalam diri saya, Tuhan.. Dalam hati kuucapkan kalimat tersebut tanpa sadar..
Setelah dibersihkan dan dirawat seperti halnya pertolongan pertama pada kecelakaan, saya dipanggil kebagian umum untuk menyelesaikan administrasi perawatan anakku. Lagi-lagi kelihatan “bodoh” kalau sejauh ini saya dan istri tidak membawa dompet sama sekali..
Dengan hati galau kuambil motorku dari tempat parkir dengan seijin tukang parkirnya kalau saya kembali lagi dengan membawa alat bukti bayar karena kebetulan tidak membawa sama sekali..
Kupacu motorku dengan kencang tanpa membawa helm sejak awal dan sialnya ada operasi didepan pos polisi tapi dengan pandangan kosong tanpa menghiraukan teriakan salah satu anggota polisi terus saja melaju dan fokus melihat kedepan tanpa berpikir. Sesampainya dirumah ternyata tidak ada uang lebih, terpaksa kubobol juga celenganku yang seharusnya untuk biaya operasi “ambeien” biar tidak kambuh lagi tapi demi anak, semua juga butuh pengorbanan lebih..
Akhirnya kembali kerumah sakit dan kutemui bagian administrasinya (tapi lewat jalan lain untuk menghindari operasi polisi tadi) dan kukeluarkan semua alat bukti bayar biar tidak ada tanggungan dikemudian hari.. Selesai membayar dan diberi obat kami pulang tanpa mengucapkan satu kata pun walau kami bertiga naik motor juga tidak ngomong sama sekali..

Dari pelajaran yang saya dapatkan, keteledoran kami sebagai orang tua tidak mengawasi anak, tidak mempersiapkan segala sesuatu jika ada kejadian seperti ini sehingga tabungan kami ludes, pernyataan maaf dari anak walau tidak bisa mengutarakan cukup menggetarkan hati saya selaku orangtua yang masih belajar meraih impian keluarga bahagia..
Foto-foto ini yang bisa dijadikan pelajaran bagi orangtua yang belum peduli sama anak..

image

image

image

image

Salam dari Yehezkiel

image

Jangan lupa.. Follow @gajahpenyet

image

Posted from WordPress for Android

Tentang gajahpenyet

Pergi kerumah ibadah, hanya bungkusan.. Melakukan perintah-Nya dlm hidup, itulah isinya.. Utamakan Isinya Namun Rawatlah Bungkusnya..
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar